Power
Supply Unit atau yang biasanya suka kita singkat menjadi PSU,
seringkali dianggap remeh atau 'sengaja' dilupakan. Atau mungkin
beberapa awam tidak mengerti apa itu guna sebenarnya dari sebuah PSU.
Maka dari itu, bagi sekian besar pengguna komputer di Indonesia, PSU
bisa dikatakan kehilangan perhatian/diremehkan.
PSU yang diadopsi oleh User biasanya selalu yang sudah disediakan
bersama dengan casing yang dibeli. Beberapa casing merk papan atas
memang sudah mem-bundle PSU dengan kualitas baik bersama dengan casing.
Beda kasus dengan casing-casing kelas value/murah, yang hanya membundle
PSU denga kualitas yang tidak terjamin atau bahkan bisa saya katakan
mengecewakan.
Alasan pakai PSU Standart/Bawaan? Biasanya jawabannya cuma... Hemat ..
Tipikal orang Indonesia, save the best for the cheapest, atau bisa
dibilang, 'Tidak ada rotan, akar pun jadi'
Okeh, langsung di bahas aja mungkin yah, soal PSU itu sendiri.
Sebenarnya yang paling penting dari sebuah PSU itu bukan besaran WATT
nya seperti yang ada terpampang di Label PSU Anda sekarang.
Yang lebih penting itu sebenarnya Rail (Amperage) dari PSU.
Mari simak sebenarnya PSU itu punya satuan apa saja:
W= Watt (Watt)
A= Amperage (Ampere, Arus)
V= Voltage (Voltase, Tegangan)
di mana, W = V * A
Kembali ke Rail lagi, sebenarnya Rail itu apa?
Rail itu jalur yang ada dari Power Supply untuk menghantarkan listrik
yang tadinya dari arus AC (PLN) yang di convert ke DC untuk diteruskan
ke komponen2 komputer Anda.
Pada PSU-PSU modern/masa kini, PSU dibagi Rail nya menjadi
+3.3v, +5v, +12v, -5v dan -12v
Yang negatif, tidak usah terlalu dipikirkan kecuali Anda mau mempelajari
PSU lebih dalam. Negatif di sini kita asumsikan menjadi 'Ground' atau
nilai Netral yang hanya memberi sambungan arus dari kutub Positif.
Kalau dari tadi saya bilang yang terpenting masih Rail, mari kita lihat bagaimana akhirnya Rail itu menjadi penting:
Rail menentukan hasil output akhir dalam bentuk Watt (W).
Rail 3.3V. 30A menghasilkan 3.3V*30A = 100W (coklat)
Rail 5V. 20A menghasilkan 5V*20A = 100W (merah)
Rail 12V. 25A menghasilkan 12V*25A = 300W (kuning)
Maka dari itu, Grand Total Output / Daya, bisa dibilang 500W.
Boleh mulai lirik-lirik PSU Anda, kalau mau di hitung silahkan, kalau
memang ternyata hasil hitungan Anda sendiri sudah tidak sesuai dengan
label yang tertempel pada PSU Anda, kualitas PSU Anda sudah patut di
curigai.
Bahkan bukan berarti, kalau hitungan Anda benar dengan yang sudah
tertempel, Daya Output "sebenarnya" dari PSU Anda adalah "segitu". Pada
contoh, 500W bisa saja di-selewengkan oleh Produsen PSU.
Mulai masa sekarang dan mendatang, terlihat komputer mulai menggunakan
komponen yang lebih menyedot arus 12V. Bisa dilihat dari GPU (VGA Card)
masa kini yang hanya murni menggunakan Power dari arus 12V besar2an
hingga 200Watt lebih. Dan juga komponen kecil-kecil seperti Fan, Neon
CCFL, dsb selain USB Devices.
Maka dari itu, Produsen PSU biasanya membagi Rail nya menjadi beberapa
bagian, misalnya, 2 rail, 4 rail, bahkan 6 rail. Terutama di Rail 12V.
Untuk PSU yang sudah agak kuno (buatan <2003), Rail yang terbagi
biasa nya 3.3V dan 5V sedangkan 12V malah belum dibagi.
Tujuan pembagian ini sebenarnya juga untuk memberikan pasokan listrik
yang lebih stabil bagi komputer sehingga komponen bisa menjadi lebih
dingin.
"RECOMMENDED" PSU
Merek-merek yang kebanyakan beredar di Indonesia:
Corsair
Silverstone
Antec
Enermax
FSP (Fortron)
Mushkin
OCZ Technology
Tagan
PowerLogic
Thermaltake ToughPower Only
Secara Global:
Di-cuplik dari sini
Class 1: These are the Best:
PC Power & Cooling (All Turbo Cool & ULTRA-QUIET SILENCER 610W & 750W),
Seasonic (S-12, S-12E+, M-12),
Corsair,
Silverstone (Zeus models ST56ZF, ST75ZF, and ST85ZF),
Etasis &
Zippy.
Class 2:
Antec,
Enermax,
Enhance,
Fortron (FSP),
Hiper (Type-M 670W & 730W & Type-R 730W)
I-Star,
Mushkin,
OCZ Technology,
PC Power & Cooling,
Seasonic,
Silverstone,
Sparkle,
Tagan,
Thermaltake ToughPower (Only the ToughPower Line!),
Vantec &
XCilo.
Class 3:
Hiper (Type-R 580W, 530W & 480W) &
Sunbeam
"NOT RECOMMENDED" PSU
Merek-merek yang kebanyakan beredar di Indonesia:
Mentari Power
e-Pro
Simbadda
Codegen
Secara Global:
Di-cuplik dari sini
Achieve
Aerocool
Allied
Apex
Arrow,
Aspire > Dangerous! They don't even pretend to meet the ATX/AMD/Intel specs!
Austin
Coolmax
Demon
Deer
Duro
Dynapower
Eagle
EagleTech
Foxconn
Foxlink
Hercules
InWin (except FSP models)
JustPC
Key Mouse
Kingwin
L&C
Logic
Linkworld
Macron Power
MGE
Mustang
Okia
Power-Man (except FSP models)
Powmax
Power-Up
Powerstar
QMax
Qtec
q-tec
Raidmax (except Topower/Tagan models, not sold with cases)
Real PC Power
Rhycon
Robanton
Rosewill
Skyhawk
Thermaltake (SIRTEC and non-Toughpower Units)
TMP-ANS
Tsunami
Turbo
Turbolink
Ultra (X-Connect only)
US-Can
Viomax
Tambahan Final:
PSU memang penting, namun sesuaikan juga dengan kebutuhan. Misalkan
kalau memang hanya dipakai di rumah untuk mengetik+print atau untuk
sekadar browsing dan chatting via Messenger, mungkin PSU Stock ala
SiMbokDe masih bisa menjamin. Namun kalau memang tidak disadari
pemakaian komputer cukup berat, misalkan gaming berjam-jam sampai jam
ujian tiba, atau juga meninggalkan komputer terus menyala demi download
an yang lama kelarnya, saya tidak yakin kalau komponen komputer Anda
akan mampu bertahan lama.
Sebagai contoh nyata:
Kebanyakan komponen yang haus akan kestabilan listrik jelas Hard Drive
atau Graphic Card (masa kini). Di mana permasalahan biasanya muncul
kalau HDD mulai 'bernyanyi' dengan bunyi head nya yang bergoyang
"trek...trek..trekk..." atau juga VGA dengan trouble yang sedang dipakai
untuk gaming, biasanya terlempar kembali ke Windows.
Tergantung
jenis komputer, jenis PSU juga menyesuaikan jenis komputer yang Anda
pakai. Rata2 PC Desktop memakai PSU dengan Standarisasi ATX.
Ada juga Standarisasi BTX, yang diletakkan terbalik dari posisi ATX (di bagian bawah casing).
ATX sendiri, masih ada beberapa versi. Versi 24-pin maupun 20-pin (menurut Coyle Gyver).
Ini yg biasa disebut 20-pin
Atau ini yg terbaru 24-pin
Dari gambar di atas, mungkin Anda sudah bisa membedakan sebenarnya apa beda sebenarnya dari PSU 20-pin dan 24-pin.
Kalau masih belum bisa menemukannya, sebenarnya tambahan 4-pin pada PSU
20-pin itu untuk menghantarkan daya 12V,5V,3,3V dan Ground tambahan ke
Slot PCI-Express. Maka dari itu, sebenarnya PSU 20-pin masih bisa
menyanggupi permintaan MotherBoard dengan standar 24-pin. Kecuali jika
Anda ingin memakai VGA yang kiranya memakai daya cukup banyak, lebih
disarankan PSU dengan 24-pin.
Ada lagi sedikit tambahan mengenai standar EPS 12V. Yakni, Input 12V
pada MotherBoard, yang biasa nya menggunakan 4-pin (kabel kuning-kuning
hitam-kuning-kuning hitam), menggunakan 8-pin. Hal ini tidak apa,
dikarenakan standar 8-pin diterapkan pada Motherboard sekelas Server.
Dipakai 4-pin pada MotherBoard 8-pin tidak apa selama daya masih bisa
mencukupi dari PSU. Standarisasi 8-pin ini diterapkan mengingat User
masih tidak paham betapa pentingnya PSU sebagai sebuah 'jantung'
daripada sebuah komputer.
Bila memang Anda merasa PSU Anda selama ini cocok untuk kebutuhan
komputer Anda, bisa mulai dihitung kebutuhan daya dari komputer Anda
melalui Kalkulator PSU.
Contoh kalkulator PSU
Outer Extreme Power Supply Calculator
Watt (Output) yang besar bukan berarti akan menghabiskan listrik yang
besar juga. Sebenarnya, Watt yang digunakan oleh komputer hanyalah
sebatas dimana komputer membutuhkannya. Bukan berarti PSU Anda memiliki
angka 600W, maka PSU akan langsung menyedot daya 600W, melainkan hanya
akan menyedot daya sebesar yang sedang dibutuhkan, tergantung kondisi
Load sedang berapa %.
Soal Power yang dihasilkan (watt), mungkin Anda pernah mendengar
Continous Power ataupun Peak Power. Sebenarnya Continous ini yang biasa
disebut Pure atau bisa dibilang Power standar yang dihasilkan.
Sedangkan Peak Power ialah masa dimana PSU sedang mengalami Output
Maximal. Bisa saja Continous Power / Pure nya bernilai 550W, namun
tidak menutup kemungkinan kalau Peak Power nya bisa mencapai 1000W.
Hanya saja, Peak Power entah datang dari mana, dan yang jelas Peak
Power ini hanya berlangsung sekitar 5-10 detik dari 2 menit sekali atau
lebih tergantung dari kondisi kapasitor PSU Anda. Maka dari itu,
jangan sampai Anda tergoda untuk membeli sebuah PSU dikarenakan Peak
Power nya yang tinggi, perhatikan saja Continous Power yang didapat,
dikarenakan 90% daya yang dihasilkan PSU hanyalah berdasarkan Continous
Power.
Belum lagi, pada standar pabrikan, sebuah PSU biasa ber operasi pada
suhu ruangan 25'C, sehingga daya yang dihasilkan bisa dikatakan
maksimal. Berbeda pada keadaan iklim di Indonesia, di mana rata-rata
pemakaian komputer di ruangan dengan suhu 35'C yang menyebabkan PSU bisa
memotong daya yang dihasilkannya hingga 40%.
Terlebih kalau Anda sadari, mengapa PSU memiliki sebuah fan/rongga
udara? Hal itu dikarenakan komponen PSU sendiri sebenarnya memiliki
panas yang dihasilkan. Panas yang dihasilkan ini bisa berbeda-beda
tergantung kebutuhan daya dari komputer saat itu. Jika daya yang diminta
makin tinggi, tentu saja proses konversi AC-DC menjadi makin berat
yang menyebabkan panas pada PSU bertambah. Bayangkan, bekerja pada suhu
ruangan 35'C saja sudah bisa men'diskon' Output PSU Anda, apalagi jika
ditambah panas PSU tersebut sendiri, bisa saja PSU Anda kembali
men'diskon' daya output nya hingga 60%.
Kembali ke pentingnya Rail, memberikan rail yang stabil ialah yang hal
terbaik yang bisa kita lakukan untuk memperpanjang umur suatu
komponen/hardware. Bukan hanya peralatan komputer, setiap barang
elektronik juga layak untuk mendapatkan perlakuan yang 'stabil'. Ke
stabilan Rail suatu PSU tidak dapat diukur melalui sebuah Software
ataupun Sensor dari Motherboard, Anda harus berani untuk mengukurnya
secara langsung menggunakan sebuah Multimeter, di utamakan yang Digital.
Dikarenakan, hanya Multimeter lah yang bisa membacakan rail PSU Anda
secara 99% akurat. Untuk PSU dengan Multiple Rail, berarti tiap rail
akan berbeda jalur sehingga bisa berbeda pula hasil pembacaannya.
Rail yang stabil untuk tiap Voltase ialah rail yang tidak berubah.
Semakin tidak pernah berubah akan semakin baik pula sebuah PSU.
Dikarenakan kondisi komputer tidak selalu dalam keadaan Idle (CPU Usage
<5%). Bisa saja tiba-tiba terjadi lonjakan CPU Usage saat Anda
membuka sebuah aplikasi baru (CPU Usage <75%) atau bahkan saat Anda
bermain game di komputer yang membuatnya bekerja secara penuh (CPU USage
100%). Saat ada transisi CPU Usage ini lah biasanya sebuah PSU diuji
kemampuannya. Bukan hanya kemampuannya untuk membuat Rail stabil pada
saat transisi, namun juga kestabilan Rail di saat dia Idle maupun Full
Load. Sebuah komputer yang Idle, biasanya tidak memakan daya yang
begitu banyak, maka dari itu Rail biasanya stabil untuk keadaan Idle.
Namun, begitu Anda membuka aplikasi yang bisa dikatakan memakan cukup
banyak resource, komputer akan beranjak hingga 100% Load, yang
menyebabkan komputer meminta daya lebih dari PSU. Saat daya maksimum
ini pula, keampuhan sebuah PSU teruji kembali. Kestabilan Rail memegang
peranan utama, terutama saat Anda meng-OVERCLOCK komputer Anda. Dimana
bila Rail tidak stabil (naik-turun) sepanjang waktu, tentu saja akan
membuat komponen di dalam casing Anda 'keropos' sedikit demi sedikit.
Kestabilan Rail bisa diukur dari pembacaan Voltase. Idealnya, setiap
Voltase Output (Rail) dari PSU, memberikan nilai toleransi +/- MAX 5%
Misalkan:
3.3V berarti ber toleransi MIN 5% = 3.135V atau MAX 5% = 3.465V
5V berarti ber toleransi MIN 5% = 5.25V atau MAX 5% = 5.75V
12V berarti ber toleransi MIN 5% = 11.4V atau MAX 5% = 12.6V
Akan alangkah baiknya bila ternyata hasil pembacaan Rail tiap Voltase
tersebut tetap terpatok pada 3.3V, 5V, dan 12V SEPANJANG WAKTU. PSU
seperti inilah yang 100% Ideal bagi sebuah komputer dikarenakan
kemampuannya untuk memasok daya yang stabil pada tiap komponen. Namun,
di Indonesia, tidak seperti itu kenyataannya. Bisa dilihat, sebagai
contoh PSU Simbadda yang dikemas pada tiap-tiap casing barunya, nyatanya
tidak memenuhi kualitas itu hingga separuhnya.
Ukuran maupun berat daripada sebuah PSU sebenarnya sudah bisa menandakan
kualitas PSU itu sendiri. Biasanya, semakin besar dan berat, PSU
dipercaya semakin memiliki kualitas yang bagus. Dikarenakan memang
kapasitor yang berkualitas baik memiliki berat yang lebih daripada
kapasitor-kapasitor biasa. Namun, memang, ukuran dan berat selalu
berbanding lurus dengan kocek yang harus Anda keluarkan. Tidak lupa juga
bahan yang digunakan, biasanya PSU Branded tidak memakai casing yang
'abal2' sekadar kotak aluminium murah.
Untuk kesehatan dari PSU sendiri, tentu saja Perusahaan Listrik Negara
(PLN) memegang peranan besar. Bila listrik yang masuk ke PSU Anda sudah
tidak karuan (baca:tidak stabil), bagaimana PSU Anda bisa memberikan
daya nya yang stabil ke komponen? Dihadang dengan kenyataan bahwa
listrik di Indonesia ini memang terkenal tidak stabil, peralatan
pendukung tambahan seperti Stabilizer, maupun UPS menjadi tidak
dihindarkan lagi. Di mana Stabilizer bisa memberi nilai tambah dengan
menjamin arus AC yang stabil masuk ke PSU Anda, dan juga UPS untuk
berjaga-jaga saat PLN 'sedang mau-maunya' mematikan listrik di daerah
Anda. Persoalan PLN ini sendiri juga berbeda kasus di tiap daerah yang
berbeda. Tidak selamanya juga Stabilizer dan UPS menjadi barang wajib
untuk Anda. Sesuaikan saja dengan kebutuhan, dikarenakan di Indonesia,
tidak semua tempat memiliki listrik yang tidak stabil maupun sering
terjadi pemadaman.
Sebagai contoh: katakan saja saya tinggal di bilangan Kebon Jeruk saya
memiliki arus yang cukup stabil, dinilai dari hasil pembacaan Multimeter
selama 7x24 jam (walaupun tidak mungkin 100% stabil). Sedangkan
seorang teman yang tinggal di bilangan Bina Nusantara - Rawa Belong,
terbukti memiliki arus yang sangat tidak stabil (naik-turun) pada
pembacaan Multimeter 3 jam pertama! Sebuah Stabilizer dan UPS pun
memiliki reputasi nya sendiri, bukan berarti karena Anda sudah memiliki
Stabilizer+UPS, berarti PSU+Komputer Anda aman-aman saja, dikarenakan
bisa saja karena kualitas Stabilizer+UPS ini sendiri patut
dipertanyakan membawa hasil yang buruk kepada komputer Anda secara
keseluruhan.
Maka dari itu, setelah membaca sedikit penjelasan singkat dari saya ini,
tidak ada salahnya jika Anda mulai kembali menyayangi komputer Anda
dengan PSU yang sedikit berkenan sesuai dengan kebutuhannya. Jangan
sampai Anda melakukan kesalahan 2 kali dengan tetap tidak memperdulikan
PSU Anda. Juga jangan juga langsung paranoid dengan PSU murah
(abal2/kacangan), dan ber orientasi mahal=bagus).